Home » Blog » Ekonomi Laos Tumbuh Paling Tinggi di ASEAN, Apa Rahasianya?
ASEAN Economy Laos News

Ekonomi Laos Tumbuh Paling Tinggi di ASEAN, Apa Rahasianya?

Pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN terus membaik. Beberapa negara bahkan mampu mencatat pertumbuhan di atas 6%. Di antara suatu negara dapat dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang terus bertumbuh adalah Republik Laos. 

Laos tercatat memiliki pertumbuhan PDB (nilai konstan) yang secara tahunan tertinggi di antara perhimpunan negara Asia Tenggara (ASEAN).

Sejak 2012 hingga 2021, jika dirata-ratakan, pertumbuhan rata-rata tahunan berdasarkan PDB (nilai konstan) Laos berada di angka 6,3%. Angka ini merupakan yang tertinggi di ASEAN yang memiliki rata-rata 4,1%.

Posisi kedua ditempatkan oleh Kamboja dengan rata-rata 5,7%, lalu disusul oleh Vietnam di posisi ketiga dengan rata-rata 5,6%. Posisi keempat diduduki oleh Myanmar dengan rata-rata 5,4%.

Sedangkan Indonesia bertengger di posisi keenam dengan rata-rata 4,4% pada periode 2012-2021, termasuk di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pariwisata adalah industri dengan pertumbuhan tercepat dalam perekonomian dan memainkan peran penting dalam perekonomian Laos. Pemerintah membuka Laos kepada dunia pada tahun 1990an, dan terus menjadi tujuan populer di kalangan wisatawan.

Dilansir dari Statistical Report on Tourism in Laos tahun 2020, pariwisata merupakan salah satu sektor dalam enam prioritas pembangunan sosial ekonomi program Pemerintah Laos untuk periode 2021-2025.

Sejalan dengan hal tersebut, dan, Kementerian Penerangan, Kebudayaan dan Pariwisata telah membentuk Nasional Rencana Pengembangan Pariwisata 2021-2025 yang berfokus pada pengembangan, promosi dan pengelolaan wisata alam, budaya, dan sejarah secara hijau dan berkelanjutan, integrasi pariwisata, serta berkontribusi dalam mengangkat masyarakat keluar dari kemiskinan sejalan dengan kebijakan Pemerintah.

Pada kurun waktu 1990 hingga 2015 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Laos mengalami peningkatan terus-menerus, dengan sedikitnya 14.400 kedatangan yang tercatat pada tahun 1990 menjadi 4.684.429 pada 2015.

Pada 2016 tren ini berubah, ketika jumlah kedatangan turun 10% dibandingkan tahun 2015, dan turun lebih jauh lagi 8,7% pada  2017 (3.868.838 kedatangan).

Namun, sebagai hasil dari upaya untuk meningkatkan kedatangan, termasuk memprioritaskan sektor ini sebagai pendorong pembangunan sosial-ekonomi dan keberhasilan kunjungan Lao PDR Tahun 2018, tren negatif ini mulai berbalik dengan sedikit peningkatan kedatangan (8,2%) dibandingkan tahun 2017. Pada tahun 2019, pertumbuhan terus berlanjut dengan peningkatan internasional kedatangan sebesar 14,4% dibandingkan tahun 2018.

Peningkatan jumlah turis ke Laos pun berdampak positif terhadap penerimaan dari sektor tourism. Tercatat pada 2012, penerimaan sebesar US$506.022.586 sedangkan pada 2019 mengalami kenaikan sebesar 84% menjadi US$934.710.409.

Sumber : CNBC

Translate