Mari mengenal lebih dekat kuliner khas Sigi dari Sulawesi Tengah. Meski minim bumbu, namun rasanya terkenal lezat. Sudah pernah mencoba belum?
Bicara kuliner lokal Indonesia memang tidak akan pernah ada habisnya. Selalu ada saja yang menarik untuk dieksplorasi. Tak terkecuali kuliner dari Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Sigi ternyata menyimpan kekayaan kuliner yang sangat menarik. Dalam acara Festival Lestari yang digelar oleh Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL), kuliner Sigi dikupas lebih mendalam.
Dalam kegiatan bertajuk ‘Telusur Rasa Lestari: Jelajah Rasa dan Budaya Kabupaten Sigi’ terungkap setidaknya ada 5 kuliner khas Sigi yang lezat.
Sakina Ta’ruf, Kepala Bidang Ekonomi Kreatif, Dinas Pariwisata Kabupaten Sigi, menyebut lima kuliner itu adalah ayam bambu (ayam bakar dalam bambu), ayam biromaru (ayam panggang bumbu santan merah), uta dada (ayam kampung panggang kuah santan), kaledo (sup tulang kaki asam pedas), dan uta kelo (sayur kelor santan).
Berbeda dari masakan daerah lain yang kaya rempah, masakan Sigi justru sangat minim bumbu. Tapi, rasanya tak kalah sedap, karena menonjolkan keaslian cita rasa bahan utamanya.
Menariknya, bumbu andalan warga Sigi hanya dua, yaitu rica (cabai) dan garam. Terkadang ditambahkan asam jawa dan daun lemon. Itu saja sudah cukup membuat hidangan jadi begitu menggugah selera.
“Kalau masak ikan, tak perlu pakai bawang. Masakan malah jadi kurang sedap. Cukup rica (cabai) dan garam. Kalau mau, bisa ditambahkan daun lemon. Sudah, itu saja. Karena, rasa masakannya didapat dari gurih dan manisnya ikan itu sendiri. Kalau ingin rasa yang lebih gurih, tambahkan saja ikannya,” kata Endan, seorang ibu rumah tangga yang setiap hari memasak masakan khas Sigi.
Sambal khas Sigi pun sangat menggugah selera. Untuk menemani ikan bakar, misalnya, Endan akan membuat sambal dari tomat cherry yang dibakar, lalu ditumbuk dengan rica dan lokio. Segar dan dijamin menghabiskan nasi!
Sakina sangat mengapresiasi kegiatan Telusur Rasa Lestari. Menurutnya, acara seperti ini sangat membantu dalam melestarikan sekaligus mempromosikan kuliner Sigi.
“Pada November nanti kami juga berencana menggelar Festival Danau Lindu yang keempat. Acara dua tahunan ini juga akan memamerkan dan memasarkan makanan dan masakan khas Sigi. Masyarakat lokal dan wisatawan dari daerah sekitarnya sangat antusias dengan acara tersebut,” ujar Sakina dalam keterangannya, Kamis (19/10/2023).
Sakina pun punya mimpi, suatu hari nanti kuliner Sigi bisa mengglobal. Namun sebelumnya, tentu perlu dikenal luas dahulu di Indonesia.
Namun, ia menjelaskan, langkah untuk mempromosikan untuk keluar kota masih terhambat. Karena, masakan Sigi berpotensi cepat basi, sehingga sulit untuk dikirim ke luar kota.
Jessica Eveline dari restoran Kaum Jakarta berpendapat, untuk mempromosikan kuliner Sigi, pemerintah Kabupaten Sigi bisa bekerja sama dengan pegiat kuliner yang punya visi serupa, yaitu mengembangkan makanan lokal Indonesia. Cara promosinya bisa melalui narasi menarik tentang cerita di belakang makanan dan bahan-bahannya.
“Kuliner Sigi punya potensi yang menarik untuk penduduk urban Jakarta, karena makanan yang disajikan sangat sehat, simple, tidak memakai bahan penyedap yang berlebihan, dan memanfaatkan hasil buminya yang masih terjaga kualitasnya. Masakan seperti ini sedang menjadi trend di kalangan urban Jakarta,” kata dia.
Sumber : Detik Travel