Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Sulawesi Utara mendukung program Gerakan Selamatkan Pangan (Stop boros makanan) dari Badan Pangan Nasional.
PHRI terpanggil dan peduli atas Gerakan Stop Boros Pangan.
Direktur Eksekutif PHRI Sulawesi Utara, Hence Karamoy, mengungkapkan sesuai arahan Ketua PHRI Sulawesi Utara, Nicho Lieke, PHRI akan selalu ikut serta dalam menunjang program pemerintah.
Katanya, program Gerakan Stop Boros Pangan sangat tepat digelar karena warga Sulawesi Utara pada umumnya gemar hajatan yang diwarnai jamuan makan.
“Ada banyak kegiatan dan pasti ada makan-makan. Biasanya banyak makanan yang tersisa dan disia-siakan,” kata Hence Karamoy, Sabtu (21/10/2023).
Sedangkan dari Aprindo Sulawesi Utara, Robert Najoan, mengatakan pihaknya mendukung program itu.
“Untuk kami barang expired mau dikemanakan. Ke depan kita bisa bekerja sama juga bisa mengundang para distributor bagaimana barang-barang ini jika masih bisa dimanfaatkan,“ ungkap Robert Najoan.
Sebelumnya, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Sulawesi Utara, Jemmy JR Lampus, mengatakan sebelumnya telah digelar pertemuan dalam rangka Gerakan Selamatkan Pangan.
Pertemuan ini melibatkan unsur pentahelix yakni pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media.
Dijelaskan, Indonesia ada di urutan kedua setelah Arab Saudi sebagai negara boros makanan.
Karena itu, harus melakukan Gerakan Selamatkan Pangan atau stop boros makan.
Tak dapat dipungkiri di Sulawesi Utara pemborosan sangat nyata terlihat.
“Makanya sangat penting bagi setiap negara untuk mencegah dan mengurangi food loss and waste,” jelasnya.
Sekitar 14 persen total produksi mengalami penyusutan (food loss) dan 17 persen terbuang percuma karena perilaku boros pangan (food waste).
Selanjutnya, upaya yang dilakukan ke depan untuk menyelamatkan pangan adalah mendonasikan pangan yang berlebih.
Bisa juga pemanfaatan untuk pakan hewan, industri, kompos, dan terakhir sampah.
Bank pangan atau pegiat selamatkan pangan juga sangat diperlukan untuk menampung dan menyalurkan makanan yang masih bisa dimanfaatkan.
Makanan lebih itu bisa disalurkan kepada panti asuhan, masyarakat rawan pangan, anak anak, lansia dan masyarakat umum.
Sumber : Tribun News