Raja Thailand Maha Vajiralongkorn melantik perdana menteri baru, Srettha Thavisin, dan jaran menteri kabinetnya yang terdiri dari koalisi 11 partai pada Selasa (5/9).
Srettha, pemimpin Partai Pheu Thai, dan 33 menteri kabinetnya berjanji setiap kepada monarki dalam upacara pelantikan di Istana Dusit, Bangkok.
“Pemerintahan ini adalah pemerintahan rakyat. Kita semua di sini sebagai wakil rakyat,” kata Srettha dalam pidato yang disiarkan televisi nasional Thailand setelah pelantikan berlangsung.
“Ada banyak masalah sehingga kami akan bekerja tanpa kenal lelah setiap hari. Kami akan memenuhi tuntutan masyarakat.”
Srettha dijadwalkan akan menyampaikan pernyataan kebijakannya kepada parlemen pada Senin pekan depan.
Srettha terpilih menjadi PM Thailand melalui pemungutan suara di parlemen pada 22 Agustus lalu.
Srettha berhasil meraup 375 suara gabungan dari anggota parlemen majelis rendah dan senator, pencapaian yang tidak bisa diraih calon PM sebelumnya dua kali, Pita Limjaroenrat.
Padahal, partai Pita merupakan pemenang pemilu pada Mei lalu.
Sebelum terjun ke dunia politik, Srettha merupakan pengusaha properti Thailand yang memulai karier sebagai asisten manajer di Procter & Gamble.
Ia lalu bergabung ke bisnis properti milik keluarganya, Sansiri. Perusahaan itu didirikan pada 1984 dan bergerak di bidang real estate.
Saat ini, perusahaan tersebut memiliki nilai sekitar $880 juta di pasar saham Thailand, demikian laporan Al Jazeera.
Srettha sempat menjabat sebagai presiden dan kepala eksekutif Sansiri. Namun, pada November 2022, ia bergabung dengan Partai Pheu Thai.
April lalu, menjelang pemilihan umum, Srettha kemudian mengundurkan diri dari posisi presiden dan kepala eksekutif Sansiri.
Srettha memutuskan terjun ke kancah politik karena merasa putus asa dengan situasi di Thailand.
“Saya merasa sedih dengan apa yang saya lihat,” kata Srettha kepada Voice of America pada April lalu.
Ia kemudian berujar, “Karena perbedaan sosial, dalam hal pendidikan, dalam hal mendapat perawatan kesehatan, dalam hal dasar seperti menyiapkan makanan, masih belum seperti yang seharusnya untuk negara yang memiliki potensi besar seperti Thailand.”
Dalam kampanyenya, Srettha berjanji akan menstimulasi ekonomi, keadilan sosial, dan pemerintahan yang bagus.
Dikutip Reuters, ia juga berjanji akan memprioritaskan masalah berkaitan dengan hak asasi manusia dalam 100 hari pertama di pemerintahannya.
Selain sebagai PM, Srettha juga menjabat sebagai Menteri Keuangan Thailand. Dia akan mengadakan rapat kabinet pada Rabu pekan ini.
Srettha juga akan mulai blusukan ke provinsi timur laut Khon Kaen, Udon Thani, dan Nongkhai untuk bertemu masyarakat dan mencari tahu lebih banyak tentang masalah rakyat.
Sumber : CNN