Malaysia bersiap untuk menutup sekolah dan membuat hujan buatan akibat kualitas udara di berbagai wilayahnya semakin memburuk karena kabut asap kiriman. Hal itu diungkapkan pihak Departemen Lingkungan Hidup Malaysia pada Selasa (3/10).
Diketahui hampir setiap musim kemarau, Malaysia menerima asap kiriman dari kebakaran pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit dan pulp dan kertas di Indonesia.
Dikutip dari Nature World News pada Rabu (4/10), Kualitas udara di Malaysia memburuk khususnya di bagian barat Semenanjung Malaysia dengan 11 wilayah mencatat indeks polusi udara (API) tidak sehat kata direktur jenderal departemen tersebut, kata Dirjen Lingkungan Hidup Malaysia, Wan Abdul Latif Wan Jaffar.
Kota-kota tersebut termasuk Kota Nilai dan Seremban di Negara Bagian Negeri Sembilan, Shah Alam di Selangor dan Kotapraja Cheras dekat Kuala Lumpur.
Malaysia mengatakan kebakaran di negara tetangganya Indonesia adalah penyebab polusi, meskipun Indonesia membantah mendeteksi adanya asap yang melintasi Malaysia akibat kebakaran hutan.
Sekolah dan taman kanak-kanak harus menghentikan semua aktivitas di luar ruangan ketika pembacaan API mencapai 100 dan ditutup ketika mencapai 200 katanya.
Dilansir dari Channel News Asia, kelompok lingkungan hidup Greenpeace meminta negara-negara di kawasan untuk memperkenalkan undang-undang untuk menghentikan perusahaan perkebunan yang menyebabkan polusi udara.
“Memberlakukan tindakan kabut asap lintas dalam negeri diperlukan sebagai tindakan pencegahan, terutama karena ada banyak dampak buruk di industri ini,” ujar Heng Kiah Chun, ahli Greenpeace Asia Tenggara.
Sumber : KALTIMPOST