Filipina akan memimpin ASEAN pada tahun 2026 sebagai pengganti Myanmar yang dilanda krisis, menurut Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi.
Para pemimpin Asia Tenggara pada Selasa sore berkumpul di Jakarta untuk berdiskusi mengenai krisis Myanmar.
Retno mengatakan para pemimpin sepakat bahwa Myanmar hanya menunjukkan sedikit kemajuan dalam implementasi rencana perdamaian yang dikenal dengan “Konsensus Lima Poin”. Pengelompokan regional mencapai konsensus untuk menjadikan Filipina sebagai pemimpin ASEAN pada tahun 2026 – posisi yang awalnya ditujukan untuk Myanmar.
“Filipina akan memimpin ASEAN pada tahun 2026,” kata Retno kepada wartawan di sela-sela KTT ASEAN ke-43 di Jakarta.
Indonesia mengklaim telah mengadakan 145 pertemuan dengan para pemangku kepentingan di Myanmar selama 9 bulan terakhir sebagai ketuanya. Dalam pertemuan tersebut, Indonesia berharap dapat mendorong para pemangku kepentingan Myanmar, termasuk junta, untuk melakukan dialog yang konstruktif.
Retno mengatakan: “Ini merupakan keterlibatan terbanyak yang pernah dilakukan ASEAN. Itu juga yang paling intensif.”
Retno mengatakan kepada pers bahwa ASEAN akan tetap mengizinkan Myanmar mengirim “perwakilan non-politik” ke pertemuan regionalnya.
AFP memberitakan, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr menyatakan siap menjadi tuan rumah KTT ASEAN 2026.
“Dengan senang hati saya mengumumkan bahwa Filipina siap untuk memimpin dan memimpin ASEAN pada tahun 2026. Kami akan memperkuat fondasi pembangunan komunitas kami dan menavigasi ASEAN saat negara ini memulai babak baru,” kata Marcos kepada para pemimpin ASEAN di Jakarta pada hari Selasa, seperti dilansir AFP.
Indonesia pada hari Kamis akan menyerahkan kepemimpinan bergilir ASEAN kepada Laos yang akan menjadi tuan rumah KTT tahun 2024.
Laos kemudian akan menyerahkan tongkat estafet kepada Malaysia untuk menjadi ketua grup tersebut pada tahun 2025.
Sumber : JAKARTAGLOBE